Mudik dan Pelayanan Publik
Oktober 11, 2007, 4:39 am
Filed under: Artikel

Mudik dan Pelayanan Publik

Mudik (pulang ke daerah asal) di saat hari Raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Tidak hanya orang Jawa, tetapi sudah menjadi kebiasaan nasional. Juga tidak menjadi monopoli warga muslim saja. Di saat hari Raya Idul Fitri seperti sekarang ini banyak warga Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota lainnya menyempatkan untuk pulang kampung mengunjungi tanah leluhur, orang tua, saudara, kerabat dan handai taulan.

Tradisi yang sudah hampir pasti terjadi setiap tahun tersebut, selalu diikuti dengan berbagai kisah dan pengalaman yang tidak nyaman bagi pemudik. Bukan menafikan peran pemerintah atau upaya yang sudah dilakukan selama ini, tetapi selalu saja ada problem serius yang terjadi, baik menyangkut ketersediaan alat transportasi, kemanan, kenyamanan jalur, dan berbagai hal pendukung lainnya.

Nampaknya kekuatan pemerintah tidak memadai untuk mengcover seluruh masalah mudik. Lihat saja, bagaimana pemerintah dalam hal ini menpan atau pejabat-pejabat lainnya yang sibuk mengurusi libur dan cuti bersama hari raya. Mereka sibuk mengurusi acara mudik sendiri, sedangkan pelayanan yang seharusnya dimaksimalkan kurang memadai.

Bersukurlah mudik mempunyai potensi besar untuk dijadikan sarana berbagai kepentingan. Bagi partai politik, mudik merupakan waktu yang tepat untuk mencari simpati dan dukungan. Bagi perusahaan merupakan saat yang tepat membalas jasa dan menyenangkan karyawan yang sering demo. Dengan demikian mekanisme pasar, dimana mudik mempunyai potensi sosial, ekonomi dan politik telah menggerakkan berbagai elemen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam menanganinya.

Biarkan pemerintah mengatur acara mudik bareng PNS. Pernah ndak itu dilakukan ya?


1 Komentar so far
Tinggalkan komentar

Kok gak dilanjtin lagi mas????

Komentar oleh Novy ER




Tinggalkan komentar